Syncore Indonesia Sukses Bantu RSU PKU Muhammadiyah Jatinom Naik Kelas

Diterbitkan pada 14 Oktober 2025

Pendampingan Syncore Indonesia kembali menunjukkan kiprahnya dalam mendukung tata kelola dan pengembangan lembaga kesehatan di Indonesia. Melalui proses penyusunan Feasibility Study (FS), Rencana Strategis (Renstra), dan Master Plan untuk RSU PKU Muhammadiyah Jatinom, Syncore berhasil membantu rumah sakit tersebut naik kelas dari kelas D menjadi kelas C. Pendampingan Syncore Indonesia ini berlangsung sejak awal tahun 2024 hingga pertengahan tahun 2024 dan menghasilkan dokumen strategis yang berkontribusi langsung terhadap peningkatan status rumah sakit pada Agustus  2025.

Menurut Habib Fuady Rasyid, S.M., M.M., salah satu konsultan dari Syncore Indonesia, setiap dokumen memiliki fungsi yang berbeda namun saling melengkapi. Feasibility Study disusun untuk menilai kelayakan rumah sakit dari berbagai aspek mulai dari keuangan, layanan, hingga manajemen operasional. “FS itu digunakan untuk menilai rumah sakit layak beroperasi, terutama dari sisi keuangan dan kebutuhan layanan masyarakat sekitar,” Ujar Bapak Habib.

Sementara itu, Rencana Strategis berfungsi sebagai panduan arah pengembangan manajemen rumah sakit untuk lima tahun ke depan. Dokumen ini mengatur strategi pada empat pilar utama: operasional, SDM, keuangan, dan pemasaran. Adapun Master Plan disusun untuk jangka panjang, sekitar 20 s/d 25 tahun, mencakup rencana pembangunan fasilitas, pengembangan layanan, serta arah investasi rumah sakit di masa depan.

“Ketiga dokumen ini berperan penting sebagai dasar bagi rumah sakit dalam merumuskan arah pengembangan yang terukur, berkesinambungan, dan selaras dengan tujuan pelayanan kesehatan,” tambah Bapak Habib dari Syncore Indonesia.

Bapak Habib juga menyoroti tantangan yang dihadapi rumah sakit dalam menyusun rencana jangka panjang. Menurutnya, jumlah rumah sakit di Indonesia dikontrol oleh pemerintah sehingga strategi pengembangan harus disusun secara hati-hati. “Tantangannya adalah bagaimana rumah sakit bisa tetap bertahan di tengah regulasi yang ketat. Strateginya harus tepat supaya tidak salah langkah dan berdampak pada keberlanjutan operasional,” ujarnya.

Selain itu, rumah sakit juga perlu menyesuaikan strategi bisnis ketika terjadi peningkatan kelas layanan. Kenaikan kelas rumah sakit membuat kebutuhan dan segmentasi pasar ikut berubah, sehingga diperlukan penyesuaian strategi pada aspek operasional, SDM, dan keuangan. Langkah penyesuaian ini menjadi penting agar rumah sakit mampu mempertahankan kualitas setelah berhasil naik kelas dan menjangkau segmen pelayanan yang lebih luas.

Salah satu keunggulan Syncore Indonesia dalam proyek pendampingan ini adalah pendekatan komunikasi dua arah yang intensif dengan pihak RSU PKU Muhammadiyah Jatinom. “Kami selalu memastikan kebutuhan klien benar-benar dipahami. Kalau mereka butuh A, kami kerjakan A, bukan asumsi kami sendiri. Setiap detail kami konfirmasi agar hasilnya tepat dan efisien,” ungkap Bapak Habib.

Syncore juga menegaskan komitmennya dalam deliver value memberikan nilai nyata dari setiap proyek pendampingan. Prinsip ini menjadi pembeda utama Syncore dibandingkan konsultan lain, karena setiap langkah kerja difokuskan untuk memberikan manfaat strategis bagi mitra rumah sakit. “Tujuan kami bukan hanya menyelesaikan dokumen, tapi memastikan rumah sakit benar-benar siap berkembang sesuai rencana yang telah kami susun bersama,” imbuhnya.

Keberhasilan RSU PKU Muhammadiyah Jatinom naik kelas dari D ke C menjadi bukti nyata efektivitas model pendampingan Syncore. Proses penyusunan dokumen dilakukan dengan menyesuaikan data dan kebutuhan terkini, mengingat perkembangan layanan di Jatinom yang sangat cepat.

Model pendampingan Syncore sebelumnya juga telah diterapkan di beberapa rumah sakit lain seperti RS Aisyiyah Klaten, RS PKU Muhammadiyah Delanggu, Klaten, Klinik Utama Aisyiyah Jetis Ponorogo, hingga RS PKU Salatiga yang kini tengah menyusun dokumen Feasibility Study bersama tim Syncore. Hal ini membuktikan bahwa model pendampingan Syncore Indonesia dapat diterapkan secara luas di berbagai rumah sakit maupun lembaga kesehatan lainnya.

Di akhir wawancara, Bapak Habib menyampaikan harapan agar hasil pendampingan Syncore Indonesia benar-benar diterapkan secara menyeluruh. “Semua rekomendasi dan strategi yang kami rancang didasarkan pada analisis kondisi eksisting. Harapannya, dokumen ini bisa menjadi panduan nyata agar tujuan pengembangan rumah sakit tercapai secara optimal,” tutupnya. Dengan keberhasilan ini, Syncore Indonesia kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung penguatan tata kelola dan strategi pengembangan lembaga kesehatan di Indonesia melalui pendekatan berbasis data, komunikasi efektif, dan value-driven consulting.