Syncore Indonesia Dampingi BUM Desa Menuju Lembaga Usaha Berdaya Saing

Diterbitkan pada 17 November 2025

Yogyakarta - Syncore Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Kecamatan Pantai Lunci dan Kecamatan Jelai, Kabupaten Sukamara, menggelar Pelatihan Kelembagaan dan Tata Kelola Keuangan BUM Desa dan BUMDESMA. Kegiatan berlangsung selama dua hari, 12 - 13 September 2023, di Hotel Luxury Malioboro, Yogyakarta, dengan tujuan meningkatkan kapasitas pengelola BUM Desa agar mampu menerapkan tata kelola keuangan yang profesional dan transparan.

Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan lima desa, yaitu Pulang Nibung, Sungai Damar, Sungai Tabuk, Cabang Barat, dan Sungai Pasir. Kegiatan dibuka oleh Camat Pantai Lunci, Bapak Budiansyah, yang menyampaikan apresiasi atas dukungan Syncore Indonesia dalam peningkatan kapasitas BUM Desa. “Kami berharap pelatihan ini menjadi awal penguatan kelembagaan BUM Desa di wilayah kami,” ujarnya.

Metode dan Mekanisme Pelatihan

Pelatihan ini menggunakan metode partisipatif yang menggabungkan pemaparan teori, praktik langsung, diskusi, dan studi lapangan. Pada hari pertama, materi yang dibawakan seputar kelembagaan BUM Desa dan tata kelola keuangan. Materi disampaikan oleh pakar BUM Desa, Edy Risdiyanto, ST. dan konsultan Syncore Indonesia, Widodo Prasetyo Utomo, S.Ak. Materi pelatihan difokuskan pada penerapan PP Nomor 11 Tahun 2021, Permendesa Nomor 3 Tahun 2021, dan Kepmendesa Nomor 136 Tahun 2022.

Peserta juga diperkenalkan pada aplikasi Sistem Akuntansi dan Analisis Bisnis (SAAB), yaitu tools digital yang dikembangkan oleh Syncore Indonesia. Melalui SAAB, pengurus BUM Desa dapat mencatat transaksi, memantau arus kas, dan menghasilkan laporan keuangan secara transparan dan terintegrasi.

Pada hari kedua, peserta melakukan studi lapangan ke BUM Desa Amarta di Sleman, Yogyakarta. Dalam kunjungan tersebut, peserta mempelajari praktik pengelolaan unit usaha berbasis lingkungan seperti pengelolaan sampah (TPS3R), pembuatan pupuk kompos, budidaya maggot, serta kolaborasi dengan UMKM dan Gapoktan. Model pengelolaan BUM Desa Amarta dinilai inspiratif karena mampu mengembangkan usaha produktif berbasis masyarakat.

Pendekatan belajar melalui praktik nyata (field study) ini membantu peserta memahami secara langsung model bisnis BUM Desa yang berkelanjutan dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. Sebagai tindak lanjut, Syncore Indonesia memberikan pendampingan daring selama tiga bulan agar hasil pelatihan dapat diterapkan secara berkelanjutan di masing-masing desa. 

Komitmen Penguatan Tata Kelola Desa

Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Syncore Indonesia dalam memperkuat tata kelola keuangan dan kelembagaan ekonomi desa di seluruh Indonesia. Melalui pelatihan yang sistematis dan berorientasi praktik, Syncore Indonesia berharap setiap BUM Desa mampu berkembang menjadi lembaga usaha yang profesional, transparan, dan berdaya saing dalam mendukung ekonomi lokal.