Strategi Revitalisasi BUM Desa Melalui Kunjungan ke Sekolah Bumdes

Diterbitkan pada 17 Oktober 2025

Dalam upaya memperkuat tata kelola dan mempercepat revitalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa), delapan perangkat desa  dari Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, melakukan kunjungan ke Sekolah Bumdes yang merupakan salah satu program pengembangan desa milik Syncore Indonesia, berlokasi di Kantor Ekola, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 20 Juli 2024 ini diinisiasi untuk meningkatkan kapasitas perangkat desa dalam mengawal BUM Desa secara profesional dan berdaya saing melalui pelatihan, pendampingan, serta digitalisasi keuangan.

Dalam sambutannya, Camat Puncu, Firman Tappa, S.S.TP., M.H, menyampaikan bahwa ke delapan desa di wilayahnya telah memiliki BUM Desa, namun belum seluruhnya berjalan optimal. Ia menggambarkan kondisi tersebut seperti mobil yang lengkap komponennya namun belum bisa melaju karena kendala pada pengelolaan dan kompetensi sumber daya manusia.

“Setiap tahun desa kami melakukan penyertaan modal yang nilainya tidak sedikit, tetapi hasilnya belum sesuai harapan. Kami berharap kunjungan ke Sekolah Bumdes ini bisa memberikan pencerahan dan menjadi langkah awal revitalisasi BUM Desa di Kecamatan Puncu,” ujar Bapak Firman Tappa.

Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum bagi Pemerintah Kecamatan Puncu untuk menjadikan BUM Desa sebagai motor penggerak ekonomi desa sekaligus wadah peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui digitalisasi keuangan desa yang lebih akuntabel.

Sementara itu, Havri Ahsanul Fu’ad, S.Ak., M.Ak, selaku Tim Konsultan Syncore Indonesia, memaparkan filosofi dan urgensi revitalisasi BUM Desa pasca terbitnya PP No. 11 Tahun 2021. Ia menekankan pentingnya revitalisasi usaha dan tata kelola agar BUM Desa dapat terhubung dengan supply chain nasional serta berkolaborasi dengan sektor swasta besar. “BUM Desa harus naik kelas dan menjadi bagian dari rantai distribusi nasional agar produk unggulan desa bisa bersaing di marketplace,” tegasnya.

Dalam sesi materi berikutnya, Bapak Muhammad Rizal Trinanda selaku Tim Konsultan Syncore Indonesia memperkenalkan Sistem Akuntansi dan Analisis Bisnis (SAAB), inovasi digital yang membantu BUM Desa menyusun laporan keuangan sesuai standar. Sistem ini memudahkan proses pencatatan, pelaporan, dan analisis kesehatan usaha desa secara cepat dan akurat.

Menurut Bapak Rizal, banyak BUM Desa yang masih kesulitan mengelola keuangan karena metode manual. “Melalui digitalisasi keuangan desa, BUM Desa dapat mengetahui kondisi keuangan secara real time dan mengambil keputusan bisnis yang lebih tepat,” jelasnya.

Kegiatan ditutup dengan sesi diskusi interaktif antara perangkat desa dan narasumber. Beberapa peserta menanyakan mekanisme legalitas aset, kolaborasi dengan universitas, hingga tahapan penyusunan studi kelayakan usaha. Menanggapi hal itu, Bapak Havri Ahsanul Fu’ad menjelaskan bahwa Sekolah Bumdes telah bekerja sama dengan lebih dari 100 kampus melalui program Kampus Merdeka untuk memperkuat ekosistem pendampingan dan revitalisasi BUM Desa di seluruh Indonesia.

Kunjungan Perangkat Desa Puncu ke Sekolah Bumdes menjadi langkah nyata dalam mewujudkan revitalisasi BUM Desa menuju tata kelola yang modern dan akuntabel. Melalui pelatihan, kolaborasi, dan digitalisasi keuangan desa, BUM Desa diharapkan mampu tumbuh menjadi pilar ekonomi desa yang mandiri, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi.