Yogyakarta - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bantul bekerjasama dengan Syncore Indonesia menyelenggarakan Pelatihan Manajemen Usaha dan Keuangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM). Dengan total diikuti 60 pelaku UMKM bantul dari berbagai sektor, dengan tujuan meningkatkan kapasitas usaha dan mendorong UMKM naik kelas, serta agar lebih siap menghadapi tantangan bisnis sekaligus mendorong pemulihan ekonomi daerah.
Pelatihan UMKM ini dilaksanakan di Gedung Meravi dan dibagi menjadi 3 batch dengan masing - masing 20 peserta. Batch 1 dilaksanakan pada 21-23 Januari 2025, kemudian batch 2 digelar pada 11-13 Februari 2025 dan dilanjut pelaksanaan Batch 3 yang berlangsung pada 6-8 Mei 2025. Melalui pendampingan dari Syncore Indonesia, para peserta mendapat pembekalan komprehensif mulai dari pembangunan mindset wirausaha, manajemen modal, strategi digitalisasi usaha, hingga pencatatan keuangan sederhana. Melalui pelatihan ini Disnakertrans Bantul berharap para pelaku UMKM mampu mengembangkan usahanya secara mandiri dan berkelanjutan dengan tata kelola keuangan yang lebih baik.
Materi yang diberikan oleh Syncore Indonesia, menekankan aspek fundamental yang sering menjadi titik lemah UMKM Bantul. Peserta diajak memahami pentingnya mindset wirausaha yang adaptif, strategi bisnis melalui Business Model Canvas (BMC) dan analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threats (SWOT), hingga penguasaan pemasaran digital melalui foto produk dan copywriting. Dari sisi keuangan, peserta dilatih melakukan pencatatan transaksi sederhana hingga menyusun laporan keuangan secara mandiri, sebagai langkah nyata agar UMKM naik kelas dan lebih profesional dalam tata kelola bisnisnya.
Salah satu narasumber Syncore Indonesia, Habib Fuady Rasyid, S.M., M.M, menegaskan pentingnya pengelolaan arus kas bagi keberlangsungan usaha. “Banyak UMKM gagal bukan karena produknya tidak laku, melainkan karena tidak mampu mengatur aliran keuangan dengan baik. Dengan manajemen kas yang tepat, usaha bisa bertahan dan bahkan berkembang lebih cepat,” ujarnya.
Menurut data Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan Bantul, jumlah UMKM di kabupaten ini mencapai 95.455 unit. Dengan 60 peserta, pelatihan baru menjangkau sekitar 0,06 persen dari total UMKM. Meski masih kecil, langkah ini dinilai strategis sebagai model peningkatan kapasitas UMKM yang bisa diperluas ke depan.
Perwakilan Disnakertrans Bantul menyampaikan harapannya agar pelatihan UMKM ini mampu menjadi batu loncatan bagi UMKM lokal. Pemerintah daerah berkomitmen mendorong UMKM naik kelas, produktif, dan mampu bersaing di pasar regional hingga global. Dengan berakhirnya pelatihan UMKM, manfaat yang diharapkan tidak hanya berupa peningkatan pengetahuan teknis, tetapi juga lahirnya UMKM yang lebih inovatif, terhubung dengan teknologi digital, serta berdaya saing tinggi dalam mendukung ekonomi Bantul yang berkelanjutan.