Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menggandeng Syncore Indonesia untuk mendukung penelitian terkait Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa). Kerja sama ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan LPEM FEB UI dalam melakukan kajian mendalam mengenai digitalisasi pemberdayaan BUM Desa. Kegiatan penelitian yang berlangsung pada November 2024 ini, berfokus pada penggalian data faktual melalui Focus Group Discussion (FGD) di Yogyakarta, yang menghadirkan berbagai pemangku kepentingan. Selain FGD, kegiatan juga mencakup pengambilan data lapangan dengan melibatkan para pemangku kepentingan dan narasumber yang relevan untuk mendukung kebutuhan penelitian LPEM FEB UI.
FGD bertajuk “Diskusi Kajian Digitalisasi Pemberdayaan BUM Desa di Indonesia” tersebut dilaksanakan secara luring pada Jumat, 22 November 2024, bertempat di Rumah BUMN Yogyakarta. Acara dimulai pukul 12.00 WIB dengan sesi ramah tamah, kemudian dilanjutkan dengan pembukaan oleh Wakil Kepala LPEM FEB UI, Dr. Mohamad DIan Revindo, serta pengantar diskusi oleh Dr. Ir. Riyanto, M.Si., selaku moderator. Setelah sesi pembuka, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi utama yang membahas berbagai topik, mulai dari kriteria keberhasilan BUM Desa, strategi transformasi, hingga peran digitalisasi dalam peningkatan kinerja usaha desa. Acara ini kemudian ditutup pada pukul 16.30 WIB.
Berdasarkan paparan yang disampaikan oleh Tim LPEM FEB UI, digitalisasi BUM Desa dinilai penting untuk memperkuat tata kelola, meningkatkan kinerja bisnis, hingga mendukung transparansi laporan keuangan. Karena itu, LPEM UI menjalin kolaborasi dengan Syncore Indonesia yang memiliki program bumdes.id serta pengalaman dalam pendampingan, pelatihan, dan kemitraan BUM Desa.
Di luar sesi diskusi tersebut, kegiatan ini juga mencakup pengambilan data lapangan sebagai bagian dari proses penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan melibatkan para pemangku kepentingan dan narasumber yang relevan dengan topik digitalisasi BUM Desa. Tim enumerator dari Syncore Indonesia melakukan wawancara mendalam dan diskusi terarah guna mengidentifikasi tantangan, peluang, serta praktik terbaik dalam pengelolaan dan digitalisasi BUM Desa. Proses ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai kondisi aktual BUM Desa di lapangan.
Menurut Thoriq Iqbal Rivai, selaku enumerator dari Konsultan Syncore Indonesia, tantangan terbesar dalam proses ini adalah mengumpulkan stakeholder dan narasumber yang relevan untuk kebutuhan penelitian LPEM FEB UI. Proses ini memerlukan pemetaan yang matang dan koordinasi intensif melalui jaringan bumdes.id. Selain itu, enumerator juga menghadapi sejumlah kendala teknis di lapangan, seperti sulitnya mengatur jadwal pertemuan dengan Direktur BUM Desa, sehingga beberapa kali perlu dilakukan penjadwalan ulang.
Untuk mengatasi berbagai kendala di lapangan, Syncore Indonesia menerapkan pendekatan personal dan kekeluargaan dalam setiap proses pengumpulan data. Selain itu, metode kerja sama tim yang solid juga menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan proyek. Dalam kegiatan ini, dua enumerator ditugaskan dengan pembagian peran yang jelas, sehingga setiap tahap pekerjaan dapat diselesaikan secara terstruktur dan tepat waktu. “Kerja tim yang solid dan pembagian jobdesk yang baik membuat kegiatan ini berjalan sesuai harapan,” jelas Iqbal.
Proyek penelitian ini diharapkan dapat mengasilkan database BUM Desa yang lebih kuat dan terintegrasi, sehingga dapat dimanfaatkan oleh publik maupun, akademisi, maupun pemangku kebijakan dalam memahami karakteristik dan tingkat perkembangan BUM Desa. dapat mengetahui kriteria keberhasilan BUM Desa, Melalui data tersebut, BUM Desa dapat dikategorikan secara lebih jelas, apakah masih berada pada tahap rintisan, prospektif, berkembang, atau telah mencapai tahap maju.
Menutup keterangannya, Iqbal menegaskan bahwa peran akademisi sangat penting dalam mendukung keberlanjutan dan peningkatan kualitas pengelolaan BUM Desa. “Untuk menjadi BUM Desa yang maju dan berkelanjutan, kerja sama dengan akademisi sangat diperlukan agar penelitian dan riset dapat dilakukan sesuai kaidahnya. Dengan begitu, BUM Desa dapat berjalan dengan lebih baik,” ujarnya.