Syncore Indonesia Menyusun Studi Kelayakan Klinik ‘Aisyiyah Jetis Ponorogo

Diterbitkan pada 11 Oktober 2025

Syncore Indonesia dipercaya sebagai konsultan untuk mendampingi RSU ‘Aisyiyah Jetis dalam menyusun studi kelayakan (feasibility study) rencana transformasi dari klinik utama menjadi rumah sakit kelas D. Proyek penyusunan yang berlangsung sejak Februari hingga Mei 2024 dilaksanakan secara hybrid, yang mana penyusunan dilakukan secara daring beserta observasi ke lapangan langsung. Proyek ini tidak hanya mencakup penyusunan dokumen studi kelayakan, tetapi juga analisis menyeluruh terhadap kondisi internal dan eksternal klinik. 


Bapak Habib Fuady Rasyid, selaku Konsultan Penyusun, menjelaskan bahwa penyusunan dokumen ini penting dilakukan mengingat penyusunan dokumen studi kelayakan untuk pendirian rumah sakit membutuhkan kompetensi khusus yang tidak dimiliki semua pihak. Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia di Klinik ‘Aisyiyah Jetis Ponorogo menjadi salah satu alasan utama perlunya bantuan konsultan.


“Transformasi klinik menjadi rumah sakit kelas D tidak hanya soal kesiapan internal, tetapi juga harus sesuai regulasi pemerintah. Jumlah rumah sakit di suatu daerah perlu dikaji secara mendalam dan dipertimbangkan supaya tidak terjadi over capacity atau under capacity. Selain itu, hal ini juga menjaga persaingan rumah sakit tetap sehat sesuai dengan keunggulan kompetitif masing-masing rumah sakit,” jelasnya.


Tim konsultan juga melakukan pengumpulan data secara menyeluruh. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung, observasi lapangan, serta pengisian formulir permintaan data untuk membantu memetakan kondisi riil klinik. Sementara itu, data sekunder dihimpun dari berbagai sumber resmi, meliputi jumlah penduduk, angka kesakitan, tren kebutuhan layanan kesehatan, hingga informasi kebijakan kesehatan di Kabupaten Ponorogo.


Menurut hasil studi kelayakan, secara aspek internal dan eksternal Klinik ‘Aisyiyah Jetis Ponorogo sudah dinilai layak menjadi rumah sakit kelas D. Namun, tantangan muncul ketika Dinas Kesehatan menilai bahwa jumlah rumah sakit di Ponorogo sudah cukup banyak sehingga sampai saat ini, kenaikan status dari klinik ke rumah sakit kelas D belum dapat terealisasi.


Dalam rangka menghadapi tantangan tersebut, Syncore Indonesia mengedepankan komunikasi yang baik antara kedua belah pihak. Pendekatan ini dilakukan agar setiap kendala yang dihadapi dapat teratasi dengan baik.


Dari hasil penyusunan dokumen yang dilakukan, Syncore Indonesia memberikan sejumlah rekomendasi agar Klinik ‘Aisyiyah Jetis Ponorogo dapat mewujudkan rencana transformasi secara bertahap. Bapak Habib berpesan agar pihak klinik menindaklanjuti semua rekomendasi konsultan demi tercapainya tujuan. “Besar harapan kami agar Syncore Indonesia dapat terus bekerja sama dengan RSU ‘Aisyiyah Ponorogo dan tetap dipercaya sebagai konsultan bisnis di rumah sakit, terutama untuk mendampingi rumah sakit beserta dengan klinik maupun rumah sakit satelitnya,” pungkas Bapak Habib.