Pemerintah Desa Pagerungan Besar bersama SKK Migas – Kangean Energy Indonesia Ltd dan Syncore Indonesia memulai penyusunan Dokumen Masterplan Wisata Desa pada semester II tahun 2024. Proses penyusunan berlangsung selama tiga bulan secara hybrid melalui pertemuan tatap muka di Desa Pagerungan Besar, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur dan koordinasi secara daring. Dokumen ini disusun sebagai pedoman pengembangan pariwisata berkelanjutan sekaligus memetakan potensi desa dan merumuskan arah pembangunan yang lebih terstruktur. Penyusunan masterplan ini diharapkan dapat memberikan landasan strategis yang mampu menjawab tantangan pengelolaan pariwisata desa di masa depan.
Penyusunan masterplan melibatkan tiga pihak utama, yakni Pemerintah Desa Pagerungan Besar sebagai pengusul program, SKK Migas – Kangean Energy Indonesia Ltd sebagai pihak yang memfasilitasi program pengembangan masyarakat, serta Syncore Indonesia sebagai mitra konsultan. Ketiganya berperan dalam menyusun dokumen strategis ini dengan melibatkan masyarakat desa, kelompok masyarakat, hingga organisasi perangkat daerah (OPD) di Kabupaten Sumenep, Jelas Pras, Konsultan Syncore Indonesia. Keterlibatan berbagai unsur ini menjadikan dokumen lebih partisipatif dan representatif terhadap kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan data RPJM Desa Pagerungan Besar Tahun 2020 - 2025, Desa ini memiliki penduduk sebanyak 6.857 jiwa dengan potensi wisata bahari yang besar, terutama di Pulau Togo-Togo. Pulau tersebut menawarkan panorama pantai, terumbu karang, dan ekosistem bawah laut yang indah, namun selama ini belum dikelola dengan baik. Melalui pengembangan yang terencana, Pulau Togo-Togo diharapkan mampu menarik wisatawan lokal maupun mancanegara, sehingga dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat.
Penyusunan masterplan dilakukan agar desa memiliki pedoman pembangunan yang jelas, partisipatif, dan berkelanjutan. Prosesnya dilakukan dalam empat tahap, mulai dari pemetaan potensi dan masalah, penentuan kawasan prioritas melalui Focus Group Discussion tingkat desa, Focus Group Discussion tingkat OPD kabupaten, hingga pembentukan kelembagaan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) yang berperan menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata. Kelembagaan Pokdarwis ini juga diharapkan mampu menjadi penghubung antara pemerintah desa dengan masyarakat dalam mengawal pengembangan destinasi wisata.
Dengan adanya masterplan ini, pemerintah desa memiliki peta jalan untuk mengembangkan Pulau Togo-Togo sebagai ikon desa wisata, sekaligus meningkatkan kemandirian ekonomi desa. Masterplan juga menjadi peta jalan bagi masyarakat agar pengelolaan potensi lokal bisa terarah dan berkelanjutan, tambah Pras. Selain itu, dokumen ini juga dapat menjadi acuan bagi desa-desa lain di wilayah kepulauan untuk melakukan pengembangan wisata berbasis potensi lokal yang berkelanjutan.