Yogyakarta, 22 Mei 2025 — TOT (Training of Trainers) BUM Desa dan Koperasi Merah Putih Angkatan 55 resmi digelar oleh Meravi.id pada 20–22 Mei 2025 sebagai upaya memperkuat kapasitas pendamping desa. Melalui kegiatan ini, peserta didorong untuk memahami pentingnya sinergi BUM Desa, koperasi, dan UMKM dalam memperkuat ekonomi desa.
Acara selama tiga hari tersebut terdiri dari dua hari in class di Gedung Meravi dan satu hari studi lapangan di Koperasi Desa Merah Putih, Kalurahan Srimulyo. Kombinasi materi teori dan praktik lapangan dirancang agar peserta memperoleh keterampilan teknis dan pengalaman langsung dalam pengelolaan kelembagaan desa.
Peserta yang hadir berasal dari akademisi, pemerintah desa, hingga perwakilan kementerian. Mereka tergabung dalam komunitas Alumni BUM Desa yang selama ini dipandu oleh Dr. Rudy Suryanto sebagai pakar BUM Desa. Kehadiran beragam latar peserta diharapkan memperkuat jejaring pendamping yang dapat bekerja lintas sektor.
Pemateri utama pada TOT ini antara lain Prof. Gunawan Sumodiningrat, Guru Besar Ekonomi Universitas Gadjah Mada; Dr. Rudy Suryanto, S.E., M.Acc., Ak. CA., Founder Bumdes.id; serta Tim Konsultan Meravi.id. Materi yang disampaikan menitikberatkan pada penguatan kelembagaan, regulasi, dan model kolaborasi antara BUM Desa, koperasi, dan UMKM.
Tujuan utama kegiatan adalah membekali peserta menjadi pendamping desa yang kompeten dan aplikatif, sehingga dapat mendorong kemandirian desa melalui pengembangan unit usaha lokal yang berkelanjutan. Dengan pendamping yang terampil, sinergi kelembagaan diharapkan berjalan efektif dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Menurut penjelasan Bapak Widodo Prasetyo Utomo selaku konsultan Syncore Indonesia menekankan pentingnya pendekatan praktis dalam TOT. “Kegiatan ini memberikan bekal nyata bagi pendamping agar mampu menerjemahkan teori ke praktik di lapangan dan mempercepat transformasi ekonomi desa,” ujarnya.
Dengan terselenggaranya TOT (Training of Trainers) BUM Desa Angkatan 55 pada 20–22 Mei 2025, diharapkan lahir pendamping desa yang visioner, inovatif, dan mampu menjaga keberlanjutan program ekonomi desa. Kegiatan ini juga memperkuat jejaring kerja antar pemangku kepentingan untuk menghadirkan tata kelola desa yang transparan, akuntabel, dan berdaya saing.